Kenyataan kehidupan Sastrawan Nh. Dini Dan Anak nya Pierre L. Padang Coffin (Sutradara Despicable Me 1 & 2)

Nh. Dini & Pierre L. Padang Coffin
Nh. Dini & Pierre L. Padang Coffin

Menurut TEMPO.CO, http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/111493810/Sutradara-Film-Despicable-Me-Keturunan-Indonesia Pierre Coffin, sutradara film animasi ternama – Despicable Me 1 & 2, ternyata merupakan keturunan Indonesia. Coffin itu merupakan putra dari penulis sastra Indonesia, Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin.

Nurhayati Srihardini Siti Nukatin, atau yang lebih dikenal dengan nama pena “Nh. Dini“, adalah novelis dan feminis Indonesia. Pierre Coffin yang lahir pada 1 November 1967, merupakan anak dari pasangan Yves Coffin, seorang diplomat asal Perancis dan Nh. Dini. Semasa kecilnya, Pierre selalu mengikuti ayahnya yang berpindah tugas  dari satu negara ke negara lainnya seperti Jepang, Perancis, Amerika Serikat dan lain-lain. Namun Pada 1984, kedua orangtua Pierre memutuskan untuk bercerai.  Saat itu, sang ibu pun memutuskan kembali ke Indonesia, sementara Coffin ikut ayahnya menetap di Prancis.

Karir Pierre di dunia animasi Hollywood dimulai saat ia menjalani pelatihan di Gobelin, Paris dan bekerja untuk Amblimation di London. Ia lalu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam film yang diproduseri Steven Spielberg, “We’re Back! A Dinosaur’s Story” di 1993.  Karirnya di dunia film animasi semakin terbuka lebar saat ia mengarahkan “Despicable Me” bersama Chris Renaoud. Setelah sukses dengan Despicable Me yang diliris pada 2010, film produksi Illumination Picture dengan Universal Studio yang disutradarai oleh Pierre Coffin ini juga telah merilis sekuel keduanya pada tanggal 3 Juli 2013. Dibandingkan dengan film sebelumnya, Despicable Me 2 menunjukkan beberapa adegan dan aksi yang lebih menonjol dari para pemainnya.

Namun keberhasilan dan ketenaran semakin membuat jarak dan sangat kontradiktif antara Pierre Coffin dengan Ibu kandung nya – Nh. Dini yang hidup sangat sederhana dan berjuang melawan sakit penyakit yang di derita nya lama, di Sleman, Yogyakarta. Tahun 1996-2000, ia sempat menjual-jual barang. Dulu, sewaktu masih di Prancis, ia sering dititipi tanaman, kucing, hamster, kalau pemiliknya pergi liburan. Ketika mereka pulang, ia mendapat jam tangan dan giwang emas sebagai upah menjaga hewan peliharaan mereka. Barang-barang inilah yang ia jual untuk hidup sampai tahun 2000. Nh Dini kemudian sakit keras, hepatitis-B, selama 14 hari. Biaya pengobatannya dibantu oleh Gubernur Jawa Tengah waktu itu – Mardiyanto. Karena ia sakit, ia juga menjalani USG, yang hasilnya menyatakan ada batu di empedunya. Biaya operasi sebesar Rp. 7.000.000,- serta biaya lain-lain memaksa ia harus membayar biaya total sebesar Rp. 11.000.000,-

Dewan Kesenian Jawa Tengah, mengorganisasi dompet kesehatan Nh Dini. Hatinya semakin tersentuh ketika mengetahui ada guru-guru SD yang ikut menyumbang, baik sebesar Rp. 10.000,- atau Rp. 25.000,-  Setelah ia sembuh, Nh Dini, mengirimi mereka surat satu per satu. Ia sadar bahwa banyak orang yang peduli kepadanya. Sejak 16 Desember 2003, ia kemudian menetap di Sleman, Yogyakarta. Ia yang semula menetap di Semarang, kini tinggal di kompleks Graha Wredha Mulya, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengku Buwono X yang mendengar kepindahannya, menyarankan Dini membawa serta perpustakaannya. Padahal empat ribu buku dari tujuh ribu buku perpustakaannya, sudah ia hibahkan ke Rotary Club Semarang. Kepeduliannya, mengundang anak-anak di lingkungan untuk menyukai bacaan beragam bertema tanah air, dunia luar, dan fiksi. Ia ingin anak-anak di lingkungannya membaca sebanyak-banyaknya buku-buku dongeng, cerita rakyat, tokoh nasional, geografi atau lingkungan Indonesia, cerita rekaan dan petualangan, cerita tentang tokoh internasional, serta pengetahuan umum. Semua buku ia seleksi dengan hati-hati. Jadi, Pondok Baca Nh Dini yang lahir di Pondok Sekayu, Semarang pada 1986 itu, sekarang diteruskan di aula Graha Wredha Mulya. Ia senantiasa berpesan agar anak-anak muda sekarang banyak membaca dan tidak hanya keluyuran. Ia juga sangat senang kalau ada pemuda yang mau jadi pengarang, tidak hanya jadi dokter atau pedagang. Lebih baik lagi jika menjadi pengarang namun mempunyai pekerjaan lain.

Inilah kenyataan hidup salah satu penulis karya sastra Indonesia –  sang Peraih penghargaan SEA Write Award, penulis karya sastra Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998) dalam perjuangannya untuk bertahan hidup dengan segala keterbatasan, kesederhanaan dan sakit penyakit yang di deritanya.

Adakah dari pemerintah dan kita semua yang tergerak untuk menggalang bantuan untuk kehidupan Ibu Nh. Dini di hari tuanya, membantu mempertemukan dan menyambung tali silahturahmi antara Ibu Nh. Dini dan Pierre Coffin?

(Catatan : 1. Tulisan ini di publikasikan pertama kali pada tanggal 4 September 2013, 2. Informasi dan data utama sumber penulisan : a. “tempo.co” (http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/111493810/Sutradara-Film-Despicable-Me-Keturunan-), b. Wikipedia – tentang profil Nh. Dini (http://id.wikipedia.org/wiki/Nh._Dini), 3. Motivasi dan tujuan tulisan ini adalah semata untuk berbagi sebuah kenyataan dan menggugah kita semua untuk membantu mempertemukan Pierre Coffin dan Ibu Nh. Dini)

* Pemutakhiran tulisan artikel ini : 13 January 2014, Pkl. 01.08 WIB

“Hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

89 Comments

    1. Link-nya tidak bisa di buka, dan seperti nya sudah lama website itu tidak aktif, Apakah ada alamat website Pierre lain yang masih aktif-valid? Mungkin karena di non aktifkan oleh Pierre sendiri atau ulah para hacker. Karena salah satu tautan di website itu di arahkan ke youtube dengan konten yang tidak merepresentasikan apapun tentang (karya) Pierre Coffin yang sebenarnya.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

  1. Despicable Me 1 & 2 itu producsi Illumination. kita semua tahu siapa itu illumination… jadi sangat tidak heran semua orang yang yang mempunyai hubunngan dengan illumination akan seperti ini.

    Like

    1. Bung Firman bisa bantu kita semua untuk berbagi informasi siapa itu illumination? Supaya bisa memperkaya dan memperluas referensi dan wawasan kita semua.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

    2. “Despicable Me is a 2010 American computer-animated 3D comedy film from Universal Pictures and Illumination Entertainment”. Illumination Entertainment tidak sama dengan gerakan illuminati.

      Like

  2. ikut prihatin mendengar cerita ini, sy pernah baca buku beliau, Pertanyaannya, apakah anaknya tsb betul-betul tidak mengetahui kondisi ibunya?kalau saja ia tahu,.. alangkah durhakanya ia sebagai anak yg hdp cukup mewah, sementara ibunya sekarat..atau memang begitu orang barat?sy kira tidak sekejam itu hatinya!

    Like

    1. Saya belum punya informasi tentang hal itu, Bung Hendrick. Mari kita sama-sama berusaha mencari informasi dan menjembatani tali silahturahmi Pierre Cofin dan Ibu Nh. Dini.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

    1. Mari sama-sama kita berdoa untuk Pierre Coffin dan Ibu Nh. Dini. Sambil percaya ada hal baik yang kelak terwujudkan dalam kehidupan anak dan Ibu ini.

      Terima kasih Ibu Eileen sudah berbagi disini…

      Like

    1. Mari sama-sama kita berusaha mencari informasi yang objektif, yang benar, informasi terkini tentang keadaan hubungan mereka.
      Saya sangat setuju untuk kita bisa fokus untuk melihat ‘kebenaran’ (the truth) dari keadaan kenyataan kehidupan Pierre Coffin dan Ibu Nh. Dini.

      Terima kasih Pak Lucas sudah berbagi disini…

      Like

    1. Terima kasih Mbak Rosalina sudah berinisiatif menulis email ke Pierre. Mari kita sama-sama berharap ada respon yang proporsional dan objektif dari Pierre. Please keep update Mbak.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

  3. beberapa waktu lalu saya sempat ke panti lansia dan ternyata di situ tinggal ibu NH Dini, baru beberapa bulan, setelah pindah dari ungaran. dari pengurus panti saya dengar bahwa beliau tidak pernah mau ditanya tentang keluarga. sepertinya keluarga sudah menjadi kenangan menyakitkan buat beliau. tidak ada yang tahu apa yang terjadi antara beliau dan keluarga. mungkin peraturan pernikahan bahwa menikahi laki-laki asing mengakibatkan ketika terjadi perceraian anak menjadi tanggung jwab bapaknya membuat beliau terpisah dari anaknya. semoga ada tangan yang bisa mempertemukan beliau dengan pierre. salam.

    Liked by 1 person

    1. Terima kasih Mbak Wesiati sudah berbagi dengan kita semua dari perspektif yang lain – on the spot field. Biarlah kalimat “Dari pengurus panti saya dengar bahwa beliau tidak pernah mau ditanya tentang keluarga” menjadi bahan perenungan kita semua untuk mengartikan hubungan Ibu Nh. Dini dengan keluarganya. Sambil terus kita berharap, di waktu-waktu yang akan datang ada hal baik yang terjadi dari hubungan Ibu Nh Dini dengan keluarga nya.

      (Permisi tanya, kapan Mbak Wesiati mengunjungi Panti Lansia tempat tinggal Ibu Nh. Dini waktu itu? Apa alamat lengkap dan nomor telefon panti di maksud?)

      Like

    1. “orang barat”, “orang timur”…semuanya punya hati nurani. Dan saya percaya, setiap orang memiliki hati nurani yang baik. Saya meng-amin-i doa Bung Turhana.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

  4. Ibu hebat bisa melahirkan juga jadi orang hebat. Tapi ada tangan takdir yang menentukan akhir semuanya. Semoga NH Dini bisa kembali bertemu anaknya dan berkumpul atau di urus si anak di akhir hidup beliau.

    Liked by 1 person

  5. Gara2 baca ini, Bu Dini tadi saya hubungi. Beliau baru mau kembali ke Semarang, setelah kemarin rapat Akademi Jakarta. Seingat saya beliau sering mengunjungi anaknya di LN, tapi krn baca ini saya jadinya tanya lagi, bagaimana hubungannya dengan Pierre. Jawabnya: “baik sekali”.. Jadi bukan saja mereka sudah bertemu, tapi Bu Dini tidak ada masalah dengan anaknya. Bu Dini memilih tinggal di Ungaran (bukan Sleman) karena lebih nyaman baginya, bukan karena terpaksa. Mungkin informasi ini bisa beri gambaran yang sebenarnya tentang hubungan Bu Dini dan anaknya. Walau pun ini hanya blog, sebaiknya cari info yang benar sebelum menulis.. Tks

    Like

    1. Selamat malam Pak Amir.
      Terima kasih untuk pemutakhiran informasi dari Pak Amir tentang keadaan terakhir Ibu Nh. Dini. Itu melengkapi dan memperkaya informasi dan referensi kita semua.
      Tentang usulan-koreksi Pak Amir tentang kebenaran informasi dari tulisan saya ini, saya merasa perlu untuk menjelaskan :

      1. Informasi dasar dan utama dari tulisan saya ini bersumber dari :
      a. “tempo.co” (http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/111493810/Sutradara-Film-Despicable-Me-Keturunan-)
      b. Wikipedia – tentang profil Nh. Dini (http://id.wikipedia.org/wiki/Nh._Dini)

      2. Nuansa dan motivasi saya menulis tentang hal ini adalah semata untuk berbagi sebuah kenyataan dan menggugah kita semua untuk membantu mempertemukan Pierre Cofin dan Ibu Nh. Dini (berikut alinea terakhir tulisan saya : “Berharap melalui tulisan ini dapat menggugah dan menggerakan kita semua untuk mempertemukan Pierre Coffin dengan Ibu nya, menggalang bantuan untuk membantu biaya pengobatan sang Peraih penghargaan SEA Write Award, penulis karya sastra”)

      3. (Berdasarkan data dari WordPress) tulisan saya ini di publikasikan pada tanggal 4 September 2013 dengan semua informasi yang ada pada saat itu. Jadi kalau hari ini Bapak mendapatkan informasi langsung dari Ibu Nh. Dini : 1. Hubungan beliau “baik sekali” dengan Pierre Cofin, 2. Beliau sekarang tinggal di Ungaran, menurut saya banyak hal perubahan baik yang mungkin saja bisa terjadi dalam rentang waktu dari tanggal 4 September 2013 sampai dengan tanggal 12 Januari 2014 (rekonsiliasi hubungan Ibu Nh. Dini dan Pierre, Ibu Nh. Dini sudah pindah tempat tinggal)

      Berikutnya, permisi saya usul untuk Pak Amir bisa menghubungi Wikipedia dengan menyampaikan informasi terakhir tentang Ibu Nh. Dini supaya Wikipedia melakukan pemutakhiran terhadap informasi tentang profil Ibu Nh. Dini, supaya semua kalayak banyak tau tentang kondisi terakhir Ibu Nh. Dini dengan benar.

      Terima kasih Pak Amir sudah berbagi disini…

      Nano Apituley – “Energy Giver”

      Like

    1. Saya sedang berusaha melakukannya, Ibu Heri. Terutama untuk bagaimana kita bisa membantu kehidupan Ibu Nh. Dini di hari tuanya…

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

  6. Saya liat keterangan diatas, “menurut tempo.co 2013/07/05), brarti udah sekitar 6 bln yg lalu ya tulisan ini, barangkali mas Amir Sidharta benar, mungkin hubungan ibu n anak sdh membaik 🙂

    Like

    1. Segala sesuatu mungkin saja terjadi di dalam hidup ini. Adalah baik dan indah jika suatu hubungan itu bisa tetap terpelihara dengan baik, dalam berbagai bentuk…

      Like

  7. begitulah si anak kalo dapat pasangan yg tdk bisa ‘menikahi’ keluarga pasangannya. atau keluarga yg tdk bisa menerima menantu sbg ‘orang dalam’. putuslah hubungan keluarga.

    Like

  8. untuk penulis, dengan info terkini yang langsung dari nara sumbernya (ibu dini) lebih baik di update tulisannya… biar ini tulisan nantinya gak jadi berita yang salah seterusnya. karena tidak semua orang yang membaca artikel ini bakalan baca sampe ke bagian komentar.

    thank you.

    Liked by 1 person

    1. Terima kasih Bung Fierman untuk usulan-nya. Pemutakhiran tulisan saya ini sudah di lakukan baru saja secara proporsional dan objektif.
      Saya sangat terbuka untuk semua usulan dan kritikan yang membangun, juga jika ada informasi baru valid (dapat di pertanggujawabkan) tentang kehidupan Ibu Nh. Dini dan atau Pierre Coffin.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

  9. Saya sudah memberitahukan kepada Pierre mengenai niat baik penulis blogger ini. Walaupun blog ini ditulis tahun lalu apakah tidak sebaiknya didelete dan stop membuat komentar untuk menghargai Ibu Dini yang kita cintai.

    Pierre mengatakan kepada saya bahwa dia masih bersilaturahmi dengan Ibunya dan sering mengirim uang kepada beliau. Apalagi sejak filmnya meledak di pasaran. Marilah kita berbuat positive dan menghargai kehidupan privasi orang lain.

    Liked by 1 person

    1. Mbak Rosalina, jika tidak keberatan, apakah korespondendsi email dengan Pierre bisa di bagi dengan kita semua disini?
      Saya setuju sekali dan mendukung setiap bentuk tindakan apapun untuk hal yang positif. Permisi tanya, di manakah hal yang negatif dari tulisan artikel saya ini? Jika mengacu pada himbauan Mbak Rosalina “Marilah kita berbuat positive dan menghargai kehidupan privasi orang lain”?

      Terima kasih sudah meneruskan dan menyampaikan niat baik saya kepada Pierre. Jika berkenan, apakah alamat e-mail Pierre bisa di bagi ke saya?

      Like

  10. Sungguh terharu saya baca artikel ini….saya pernah ke rumah Pierre…atau paling tidak eh keluarganya di bilangan daerah elite yg berjarak dua langkah dr Champs Elysees Paris. Tp itu sdh puluhan tahun yg silam. Sy termasuk penggemar buku Mbak NH Dini….bolehkhah sy share artikl ini di laman fb saya?

    Liked by 1 person

    1. Silahkan Bung Heri. Dengan sedikit harapan saya, tolong berikan catatan kecil dengan nuansa pesan yang menggugah-membangun orang lain untuk perduli dengan kenyataan dimaksud. Bukan pada nuansa pesan lain yang tidak membangun.

      Terima kasih sudah berbagi…

      Like

    1. Saya sangat setuju dan sepakat 🙂 Boleh juga ya disisipi nama Pierre Coffin dalam doa Mbak Agustine.

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

    1. …mungkin saja, Mbak Ummie 🙂 Segala sesuatu mungkin – impossible is nothing dalam hidup ini 🙂

      Terima kasih sudah berbagi disini…

      Like

    1. Saya hargai subjektivitas dan keputusan Mbak Rosalina. Tapi permisi, apa justifikasi dan dasar pemikiran Mbak Rosalina sehingga memutuskan mengajak orang lain untuk tidak mempublikasikan dan tidak memberi komentar tentang tulisan artikel saya ini? Apakah ada bagian dari tulisan saya yang mengandung arti dan atau ada kata-kata yang secara implisit dan atau eksplisit tidak menghormati Ibu Nh. Dini?

      Terasakan Mbak Rosalina punya kedekatan hubungan dan atau kekaguman dengan keluarga Ibu Nh. Dini. Bolehkah Mbak Rosalina berbagi alamat rumah dan atau nomor telefon Ibu Nh. Dini kepada saya, untuk saya bisa menghubungi dan mencari Ibu Nh. Dini untuk menyampaikan isi hati saya dan teman-teman lainnya seperti yang termuat di tulisan dan komentar-komentar tentang tulisan ini? Supaya saya bisa menulis sebuah artikel tentang Ibu Nh. Dini dengan informasi dan data yang lebih aktual dan lebih proporsional-objektif, dan kita bersama-sama bisa melakukan sesuatu untuk membantu kehidupan Ibu Nh. Dini di masa tuanya.

      Saya yakin, teman-teman lain yang memberi komentar dan yang mempublikasikan tulisan saya ini semuanya karena mereka perduli dan mengasihi Ibu Nh. Dini 🙂

      Like

  11. Betul bung, setelah saya baca artikel ini, lalu saya dapatkan info dari situs lalu saya kirim. Sebetulnya tidak sulit kalau mau dipertemukan keduanya.
    Keturunan orang-orang Indonesia ada di seluruh Penjuru Dunia sampai ada di Madagaskar, Afrika dan di BENELUX banyak mereka dikenal “INDOS” =Eurasian peoples dan kalau di bilang banyak berdiri dan terdapat Kampung-kampung Indonesia didalamnya ada masyarakatnya berasal dari orang-orang Indonesia setelah WW II, seperti ada Pasar Malam Besar Indonesia sejak berdiri diera tahun 50an dan juga ada Kentong Festival tiap tahunnya. Van Halen sendiri masih mengaku ada darah kuat orang Indonesia sewaktu di wawancarai. Di USA juga ada keturunan orang-orang Indonesia yang dinamakan AmerIndo. From 1945 until the mid-sixties, roughly 300,000 people of all ranks and ages migrated from Indonesia Archipelago to BENELUX, Holland or the Netherlands to start a new life there. Most of them were people of mixed descent (Eurasians= ‘Indos’), born and raised in Nusantara, repatriating to a country they had never seen before. Salam/Horas Indonesia/Hälsningar för Indonesia dari EU/Skandinavia
    http://www.van-halen.com/

    Liked by 1 person

  12. Saya terus-terang agak2 sedih membaca artikel ini. Bukan apa2 sih. Sy membayangkan begini: ibu NH Dini bercerai dengan suaminya th. 1984 lalu memutuskan kembali ke Indonesia. Berarti yg pertama kali “memisahkan” diri adalah sang ibu. Anaknya, Pierre berumur 17th waktu itu, sudah diambang kedewasaan tapi tdk berarti tidak membutuhkan sosok ibu lagi bukan?
    Misalnya nih, Pierre bukan animator yg sukses, apakah akan ada artikel tentang “Pierre ternyata putra dari NH Dini” dan sejenisnya. Saya yakin tidak ada. Tidak akan ada orang yg bertanya-tanya apakah ibu dan anak ini masih berhubungan baik, dsb.
    Bayangkan saja, mrk berpisah dari th 1984. Tapi nama Pierre baru dikenal/melambung setelah dirilisnya Despicable Me th 2000. Selama 16th tidak ada artikel yg ribut2 soal ibu dan anak ini, apalagi yg membanding-bandingan kehidupan kedua orang ini.
    Kenapa sekarang jadi topik istimewa, jadi berita? Tidak lain dan tidak bukan karena ternyata Pierre (siapa itu Pierre Coffin? Aduuh, masa elu gak tau sih. Itu lho anaknya pengarang terkenal Indonesia, ibu NH Dini!) koq ya sukses.

    Like

  13. Saya cm bisa bantu doa Insya Allah ada jalan utk segera membuka hubungan silahturahmi antara mereka berdua Amiiiin YRA..saya yakin niat baik selalu ada jalannya..cepat atau lambat 🙂

    Like

  14. 22nya orang hebat, terutama ibu NH Dini yang kuat masih tetap berjuang di masa tua nya,,, semoga ibu dan anak masih bisa bertemu sebelum salahsatunya tiada,, #Amin

    Liked by 1 person

  15. Saya yakin tulisan di blog ini memang tidak bermaksud jelek, tapi pada kenyataannya memang kadang-kadang berita dan kehidupan nyata sering berbeda. Saya sangat mengagumi ibu NH. Dini, beliau seorang yang bermartabat, dan saya rasa seorang NH Dini tidak mungkin sampai membiarkan dirinya dan anak kandungnya putus hubungan, mengingat mereka pernah mengalami masa-masa bahagia di tahun -tahun lampau.
    Mungkin sudah waktunya berita mengenai ibu NH Dini dan Pierre diluruskan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sekarang dan saat ini. Selamat berkarya mas..

    Like

  16. Namanya “Padang”, nama yang biasa digunakan oleh bu Nh.Dini dalam tulisan2nya. Semoga Padang kembali menjadi ‘anak’ buat Nh.Dini.

    Like

  17. “Namun keberhasilan dan ketenaran semakin membuat jarak dan sangat kontradiktif antara Pierre Coffin dengan Ibu kandung nya – Nh. Dini yang hidup sangat sederhana dan berjuang melawan sakit penyakit yang di derita nya lama, di Sleman, Yogyakarta”
    Paragraf tersebut bisa menyakiti kedua belah pihak, yaitu ibu NH Dini dan Pak Pierre juga…tulisan tersebut seolah-olah menyebutkan bahwa pierre menelantarkan nasib ibunya.

    Dari komentar yang saya baca, terlihat beberapa pemberi komentar sudah menghubungi ibu NH.Dini ataupun pak Pierre sendiri dan yang saya lihat juga adalah bahwa diantara mereka memang tidak ada permasalahan dan saya pribadi memilih untuk menghargai privasi mereka (hubungan keluarga patutnya tidak dicampuri oleh kita, orang luar)

    Siapalah kita berusaha mempertemukan mereka? Kita sendiri tidak tahu jangan-jangan mereka berdua komunikasinya biasa saja (tidak ada masalah) atau ibu NH Dini sendiri yang memilih hidup sederhana dimasa tuanya, kita tidak pernah tau kecuali yang bersangkutan bercerita sendiri (dan ditulisan ini tidak ada cover both sides, hanya opini dari penulis yang kurang objektif). Dalam kalangan akademisi, wikipedia tidak bisa dijadikan acuan yang mutlak/fakta karena artikel wikipedia dapat ditulis siapa saja yang berhasil lolos dalam editing.

    Menurut saya sebaiknya tulisan ini direvisi tanpa memuat hal yang negatif

    Salam,
    Kartika Hasan

    Like

  18. Tidak semua orang mampu melahirkan karya-karya indah dan menyentuh seperti yang sudah ditulis oleh NH Dini. Dan tak banyak orang yang melahirkan seorang anak yang hebat di jamannya …… NH Dini adalah sebuah keistimewaan. Semoga beliau selalu diliputi berkah, rejeki dan cinta anaknya.

    Terima kasih banyak telah menuliskan sekelumit kisahnya di sini.

    Liked by 1 person

  19. Terima kasih tulisan nya , jadi terinspirasi untuk berkunjung ke Ibu Dini , kebetulan fans berat tulisan tulisannya ……jadi teringat untuk lebih sering kontak orang tua walau saling sibuk…..dan berdoa semoga kalau mereka belum bertemu, segera dipertemukan. Semoga beliau senantiasa di sayang keluarga.

    Like

  20. hmm saya jadi menyesal menuliskan fakta tentang Nh.Dini di halaman Wikipedia-nya Padang.. (yes, I started it all)
    Banyak orang yg malah menyalahkan dia, seolah2 dia melupakan ibunya, atau dia durhaka, atau apa lah.
    Kenyataannya, Padang memang dibesarkan di Barat, dimana umumnya anak memang memisahkan diri dari orangtuanya. Wajar bagi mereka kalau berkata “Oh my mother lives on the other hemisphere, I spoke to her last year..” Bukan berarti mereka ga bertegur sapa, ya memang begitulah kultur mereka.
    Terlihat juga di beberapa wawancara dgn bu Dini ataupun Padang, hubungan mereka baik2 saja, Padang baru beberapa tahun yg lalu mengunjungi bu Dini. Bahkan bu Dini bercerita Lintang mengajaknya tinggal di Kanada tapi beliau tidak mau, karena tidak mau menjadi beban Lintang.
    Jadi? Apakah diantara mereka ada masalah? Tidak juga kan?

    Like

  21. Alangkah senangnya saya jika diperkenankan membaca kumpulan karya Ibu NH Dini. Dibeberapa toko buku saya mencari tapi belum ketemu, hanya beberapa karya beliau yg saya dapati di madrasah tempat saya mengajar dalam keadaan usang karena lamanya. Bila ada yg bisa bantu saya mendapatkan buku kumpulan karya itu tentu saya sangat senang dn kepada pemerintah yang berwenang dlm hal ini, alangkah bagusnya jika karya karya Ibu kembali disemarakkan atau dicetak ulang agar generasi muda sekarang terisi otak dn kepribadianya dg kebaikan karena sungguh karya Ibu adalah karya yg menuntun bagi jiwa kepada kebaikan. Atas perhatiannya terimakasih. Juga semoga pada Ibu dn keluarganya senantiasa dalam rahmat Alla SWT. Semoga kami bisa berkarya sebagus dan setulus anda Ibu. Amiin

    Like

  22. Apakah ibu Nh dini masih tinggal di komplek itu?saya ingin sekali bertemu dengan beliau karena saya dan keluarga fans berat sekali dengan tulisan beliau
    terima kasih mohon ditunggu balasannya

    Like

  23. Saya termasuk penggemar karya-karya Bu NH Dini. Hampir semua terbitan baru novel atau kumpulan cerpen beliau saya koleksi dan saya baca, terutama serial kenangan. Bagi saya, beliau adalah Laura Ingalsnya (pengarang Litle House in the Prairie” Indonesia dengan karya2nya serial kenangannya. Novel atau kumcer beliau selalu berawal dari kisah nyata atau setidaknya pengamatan sehari2 di mana pun beliau berada. Bagi yang pernah membaca Novel ” Dari Parang angkik sampai Kampuchea” akan tahu kisah beliau bersama Lintang kecil (kakak Padang/Pierre) dan bagi yang pernah membaca Novel “Pondok Baca kembali Ke Semarang” akan tahu bahwa anak2 beliau juga pernah mengunjungi beliau di Indonesia baik Lintang maupun Padang (saya baru tahu kalau Pierre itu adalah Padang setelah membaca kepanjangan namanya). Beliau juga pernah mengunjungi Lintang di Kanada di tempat besannya.

    Saya hanya berharap kepada Pemerintah, agar selain memperhatikan kehidupan beliau, juga memperhatikan buku2 fenomenal beliau terutama Serial kenangan. Karya belaiau akan menjadi deretan panjang yang sangat memperkaya sastra Indonesia. Setidaknya ini bisa menjadi buku bacaan sastra wajib sekolah terutama untuk masa2 kanak2 beliau hingga SMA. Saya sendiri sekarang sangat kesulitan mencarinya di Toko buku terkenal di Jakarta. Yg baru diterbitkan skrg adalah kumpulan2 cerpen yg beliau buatdari era 50an-80an

    Saya berharap, kisah2 beliau itu akan mampu menyaingi karya fenomenal Laura Ingals yang jg sangat terkenal di Indonesia dan filmnya mampu bertahan2 bertahun2 di TVRI tahun 80an.

    Like

  24. Saya pernah bertamu ke rumah Ibu NH Dini di Semarang pada thn 1973, bersama guru bahasa Indonesia saya di SMA Nusa Putera, Semarang. Pada waktu itu, seingat saya, beliau tinggal sendirian di rumahnya itu. Saya juga masih menyimpan foto yg saya buat pada waktu itu.

    Like

  25. pagi ini saat saya terima lounching bukunya mas willy tanggl 28.11 di TIM, saya jadi terhenyak mengingat bu tipuk, nh. dini
    bagaimana kabar beliau terakhir saya sangat ingin berkabar
    terimakasih untuk semua tulisan beliau yang sangat inspiratif

    Like

  26. Saya bertemu beliau 3 Maret 2017 dalam acara jumpa sastrawan d salah satu perguruan swasta d Bali. Beliau dalam keadaan sehat walau sdh 81 tahun. Semoga beliau selalu sehat.

    Like

Leave a comment